Rahasia Ayam Broiler Mencapai 1.6 kg/ekor Hanya 28 hari
Anda harus tau bahwa sebenarnya ayam bloiler mampu berkembang dengan cepat seiring seimbang setiap hari. Mungkin Anda bertanya-tanya
Apa Bisa Ayam Broiler Mencapai 1.6 kg/ekor dalam 28 hari ?
Ilustrasi ayam bloiler |
(Rumus 28 = 1.6 –> 50 = 33)
Rumus apakah itu?
Bagi Anda yang “bermain” di kemitraan ayam broiler tentu tidak asing dengan hitungan-hitungan seperti itu. Dalam hitungan simpel di lapangan, sering terlontarkan “berapa kilogram daging broiler hidup yang dihasilkan dari satu karung pakan yang dikonsumsi ?”. Dalam hitungan matematis adalah 50 kg pakan –> menghasilkan berapa kg ?Kelihatannya itu adalah sebuah pertanyaan yang simpel tetapi jawabannya tidak sesimpel yang dibayangkan. Tidak ada angka pasti yang berani diklaim oleh siapapun. Andai ada pihak yang terang-terangan tunjuk tangan dan mengatakan berani menggaransi bahwa 1 karung pakan akan menghasilkan sekian kg daging broiler hidup, maka menurut saya itu termasuk pernyataan yang tidak masuk akal.
Kita coba kembali pada angka yang tertera di judul yaitu 28 = 1.6 –> 50 = 33. Artinya adalah bila ayam broiler hidup umur 28 hari mampu mencapai berat badan 1.6 kg/ekor dengan konsumsi pakan kumulatif sebesar 2.420 gram/ekor maka 1 karung pakan (50 kg) akan menghasilkan daging ayam broiler hidup sebanyak 33 kg. Bahasa tersebut adalah bahasa lapangan dikalangan pelaku budidaya.
Bila bahasa tersebut kita tarik ke dalam bahasa ilmiah Biologi Ayam, maka akan menjadi : Ayam broiler umur 28 hari telah mampu mengkonsumsi pakan sebanyak 2.420 gram/ekor dan mencapai berat badan sebesar 1.600 gram/ekor.
Konversi pakan yang dihasilkan adalah 1.51 atau effisiensi pakan sebesar 66%. Dalam dunia teknis perunggasan, kalkulasi tersebut dinamakan “Performance Produksi” yang akan selalu dibandingkan dengan Standar Performance Genetik dari produsen bibit ayam sesuai dengan strain yang digunakan.
Banyak effisiensi yang bisa Anda dapatkan, antara lain :
1. Jumlah siklus pemeliharaan dalam 1 tahun yang bisa lebih banyak.
2. Potensi pendapatan dalam 1 tahun yang bisa meningkat.
3. Potensi penghematan biaya listrik dan air tiap periode yang bisa menurun.
Sering kali penulis menemukan ayam broiler umur 28 hari berat badan yang dicapai hanya maksimal sekitar 1.300 gram/ekor dan dalam kondisi “ngorok” yang cukup parah. Bila dilihat di catatan program medikasi ternyata cukup mencengangkan. Pada catatan tersebut terlihat minimal ada 3 fase pemberian medikasi (pemberian antibiotik) yang ternyata itu adalah “senjata bertahan diri” ketika manajemen pemeliharaan di kandang termasuk kategori “amburadul”, dan sering pula ditemukan program penambahan asamamino maupun pemberian ATP yang konon diharapkan dapat membantu menambah berat badan. Pilihan “bertahan diri” dengan antibiotik terpaksa dipilih karena berharap bahwa “ngorok” tersebut dapat disembuhkan olehnya. Dimana “ngorok” dan “e-Coli” seakan sudah diamini sebagai penyakit yang “diperbolehkan” hadir menemani ayam. Padahal “ngorok” dan “e-Coli” adalah cerminan bahwa kita masih harus belajar kembali bagaimana memahami kebutuhan ayam sesungguhnya. Jujur penulis tidak berani menggaransi bahwa program yang penulis lakukan pasti akan memberikan performance yang sesuai dengan judul artikel ini. Tetapi penulis sekedar sharing untuk turut berbagi meningkatkan produktifitas bagi pelaku di sektor budidaya ayam broiler.
Ada beberapa kunci yang penulis lakukan :
1. Pengaturan densitas mengambil konsep memberi ruang gerak yang nyaman bagi pertumbuhan DOC. Sejak umur 3 hari, luasan brooder diperlebar setiap 3 hari, hingga pada umur 10 hari sudahfull spacekandang yang digunakan untuk 100% populasi ayam di dalam kandang dengan densitas maksimal panen adalah 15 sampai 16 kg/m2.
2. Pengaturan ventilasi mengambil konsep menyediakan sebanyak mungkin oksigen segar ke dalam kandang. Bahkan sejak umur 3 hari “permainan buka-tutup tirai” sudah dilakukan. Konsep ini mengingat bahwa broiler adalah mampu tumbuh dengan cepat dengan proporsi jatung dan tubuh yang semakin kecil sehingga membutuhkan oksigen yang baik. Penulis yakin bahwa konsep ini tidak mudah diterima oleh pelaku budidaya, apalagi yang merasa sudah puluhan tahun terjun sebagai pelaku budidaya. Mereka umumnya berpendapat takut ayamnya kedinginan, bahkan ayam sudah berumur lebih dari 20 hari-pun masih belum berani membuka seluruh tirai kandang
3. Sediakan tempat pakan dan tempat minum dengan perbandingan yang sesuai sehingga kompetisi antar ayam rendah.
4. Tidak perlu melakukan pemberian antibiotik lebih dari 2 fase. Dengan menerapkan poin 1 dan 2 di atas maka poin 4 ini tidak sulit dilakukan. Anda akan menghemat biaya pengobatan dengan tetap mengoptimalkan hasil produksi.
5. Tidak perlu melakukan pemberian asam amino tambahan atau ATP atau sejenisnya yang konon dapat menambah berat badan. Dengan menerapkan poin 1 dan 2 di atas maka pertumbuhan ayam sejatinya sudah dapat tumbuhoptimal. Dengan menggunakan pakan berkualitas setara BRAVO (huruf “V” bukan “F”) nutrisinya sudah cukup untuk ayam tumbuh optimal.
KUNCI Keberhasilan Program Sering penulis ungkapkan bahwa sebagus apapun program yang dirancang “di atas meja”, tidak akan memberikan efek apapun manakala program tersebut tidak dilaksanakan dengan konsisten di kandang.
Dalam konsep kemitraan ayam broiler, seringkali Technical Service maupun PPL kurang percaya diri untuk membimbing dan menyampaikanProgram Manajemen yang harus dilakukan di kandang. Pada kondisi ini maka upaya “memastikan” bahwa Program Manajemen Pemeliharaan dapat berjalan 100% di kandang adalah suatu keharusan.
Bukan merupakan hal yang sulit untuk mencapai 1.6 kg per ekor broiler dalam 28 hari. Asalkan konsisten menerapkan 5 kunci yang penulis uraikan di atas. Kata bijak dari seorang motivator menyatakan “Penuhi kebutuhan ayam dan tunggu ayam akan memenuhi kebutuhan mu”.
Sumber :
Artikel pernah dimuat di Majalah Poultry Indonesia 2013
https://unggasindonesia.wordpress.com