Penyakit Umum Ayam Bloiler Dan Cara Pengobatannya
Penyakit Umum Ayam Bloiler Dan Pengobatannya
Beternak ayam bloiler bisa jadi pilihan yang tepat bagi anda yang ingin memulai wirausaha. Tidak hanya karena umur panennya yang relatif cepat, ayam bloiler juga laris manis diburu pembeli karena bergizi dan kelezatanya serta kelembutannya tidak diragukan lagi. Tetapi banyak sekali keluhan yang biasanya menghampiri peternak pemula, mulai dari ayam bloiler yang gampang sakit, rentang terserang penyakit dan rendahnya kualitas pakan. Anda tidak perlu khawatir, karena Iffa akan membahas semua permasalahan tersebut dalam beberapa poin penting dibawah ini.
1. Cronic respiratory disease
Penyakit ini menyerang ayam broiler pada masa pertumbuhannya (antara umur 3 - 5 minggu). Sebenarnya tidak menyebabkan kematian, tetapi dapat menyebabkan morbiditas atau kesakitan.
Berikut ini gejala yang timbul pada penyakit ini adalah:
• Nafsu makan menurun.
• Ayam terlihat tidak aktif dan diam, bagaikan mati.
• Ayam lesu dan tidak bergairah.
• Bulu kasar.
• Sesak napas.
• Kotoran banyak menempel di anus.
• Diare.
• Batuk.
Pada septicemia akut dapat menyebabkan kematian yang tiba-tiba.
Pada pembedahan akan didapatkan:
• dehydrasi
• bengkak dan kongesti pada hati, limpa dan ginjal
• Perdarahan pinpoint pada organ viscera
• Eksudat fibrinous pada kantung udara, kantung jantung dan permukaan jantung, hati dan paru (sangat karakteristik)
• Usus menipis dan inflamasi serta mengandung mucous dan area perdarahan
Penyakit ini menyerang saluran pernafasan ayam dan dikenal pula dengan nama MG (mycoplasma gallisepticum), atau penyakit saluran pernafasan, atau disebut PPLO (pleuropnemonia-like organism). Di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan CRD.
Pengobatan seperti berikut ;
Bila penyakit telah terjadi maka obat yang dapat digunakan adalah bacitracin, erythromycin, tilosin, spectinomycin, dan lincomycin. Namun, yang terbaik untuk mengobati CRD ini antara lain bacitracin dan tylocin. Obat-obatan itu diberi melalui suntikan, air minum atau pakan.Meskipun demikian, menurut info yang lain dikatakan pengobatan penyakit ini cenderung susah dan tidak menentu.
Beberapa usaha pencegahannya adalah sebagai berikut :
1. Bibit ayam sebaiknya dari pembibit yang benar-benar telah terjamin bahwa anak ayam yang dijualnya benar-benar telah bebas dari CRD.
2. Sebaiknya dilakukan tes untuk memeriksa kemungkinan adanya penyakit ini. Tes semacam ini biasanya dilakukan oleh dinas peternakan setempat kemudian dinyatakan dengan sertifikat bebas CRD.
Alat-alat baru dan tamu yang berkunjung ke peternakan dijaga kebersihannya.
2. Coryza
Coryza merupakan penyakit yang sering terjadi di peternakan ayam broiler dan ayam petelur. Coryza atau pilek ayam bila menyerang kadang kala diikuti oleh penyakit-penyakit lainnya, antara lain fowl pox, CRD dan kekurangan vitamin A. Karena itulah sulit dibedakan dengan mata, ayam itu terserang CRD atau coryza sebab keduanya sering menyerang pada waktu yang bersamaan.
Penyakit ini disebarkan melalui alat-alat peternakan yang dibawa masuk ke kandang tanpa dicuci dengan obat pembunuh kuman (sterilisasi) terlebih dahulu. Juga karena perubahan temperatur, musim, perpindahan ayam, vaksinasi dan sewaktu ayam tercekam. semua dapat mengakibatkan penyakit ini menyebar kepada ayam-ayan lain.
Penyakit yang dapat menyerang pada semua umur ayam ini mula-mula tanda atau gejala yang terlihat adalah :
• Ayam merengket bagai kedinginan, saya terkulai.
• Mata sayu dan berair, dari lubang hidung keluar cairan.
• Dari mulut tercium bau yang spesifik.
• Ayam terlihat mengantuk, sayapnya turun
• Keluar lendir dari hidung, kental berwarna kekuningan dan berbau khas
• Luka dan mata bengkak akibat pembengkakan sinus infra orbital
• Terdapat kerak dihidung
• Nafsu makan menurun sehingga tembolok kosong jika diraba
• Ayam mengorok dan sukar bernapas
• Pertumbuhan menjadi lambat
Sulit menentukan penyakit hanya dari tanda-tanda luar. Karena tanda-tanda demikian itu juga dimiliki oleh penyakit lain.
Pengobatannya yaitu :
Pengobatannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obat sulfa seperti sodium sulfathiazole atau sulfamethoxine. Dapat juga dengan sulfamethazine, sulfamerazine atau erythomycin. Obat-obat ini dapat untuk pengobatan maupun pencegahan dan banyak dijual di toko-toko unggas dengan berbagai merek dagang. Perlu diingat bahwa seminggu sebelum ayam dipasarkan, semua obat-obatan harus dihentikan.Sedangkan pengobatan tradisional yang kami lakukan adalah memberikan perasan tumbukan jahe, kunir, kencur dan lempuyang. Air perasan ini dicampurkan pada air minum. Sedangkan ampasnya kami campurkan pada sedikit pakan. Selain ramuan ini menghangatkan tubuh ayam, ramuan ini juga berkhasiat untuk menambah napsu makan ayam. Selain memberikan obat yang diberikan bersama dengan air minum, kami juga memberikan obat secara suntikan pada ayam yang sudah parah. Obat yang kami berikan adalah Sulfamix dengan dosis 0.4 cc/kg BB ayam. Hal lain yang perlu dilakukan karena penyakit ini mempunyai penularan yang sangat cepat dan luas, ayam yang terkena Snot harus sesegera mungkin dipisahkan dari kelompoknya.
Beberapa usaha pencegahan penyakit ini sebagai berikut :
• Dalam satu kandang harus dipelihara ayam yang seumur.
• Bila perlu digunaka bakterin atau vaccin coryza. Bakterin ini dapat melindungi ayam dalam periode 0 - 20 minggu.
• Perubahan musim perlu diwaspadai. Apabila terjadi perubahan musim atau perubahan temperatur yang terlalu mencolok sebaiknya ayam diberi obat anticekaman.
• Semua alat-alat, bahan litter, dan barang-barang lainnya harus dicuci sebelum masuk ke kandang (dicuci dahulu dengan air biasa lalu dicuci dengan air yang tercampur obat pembunuh kuman kemudian dibilas kembali).
• Tamu yang berkunjung ke peternakan harus dibatasi apabila sampai masuk kedalam kandang.
Baca juga : Jenis strain ayam bloiler
3. Newcastle desease (ND atau tetelo)
ND merupakan infeksi viral yang menyebabkan gangguan pada saraf pernapasan. Penyakit ini disebabkan oleh virus Paramyxo dan biasanya dikualifikasikan menjadi:
1. Strain yang sangat berbahaya atau disebut dengan Viscerotropic Velogenic Newcastle Disease (VVND) atau tipe Velogenik, tipe ini menyebabkan kematian yang luar biasa bahkan hingga 100%.
2. Tipe yang lebih ringan disebut degan “Mesogenic”. Kematian pada anak ayam mencapai 10% tetapi ayam dewasa jarang mengalami kematian. Pada tingkat ini ayam akan menampakangejala seperti gangguan pernapasan dan saraf.
3. Tipe lemah (lentogenik) merupakan stadium yang hampir tidak menyebabkan kematian. Hanya saja dapat menyebabkan produktivitas telur menjadi turun dan kualitas kulit telur menjadi jelek. Gejala yang tampak tidak terlalu nyata hanya terdapat sedikit gangguan pernapasan.
ND sangat menular, biasanya dalam 3-4 hari seluruh ternak akan terinfeksi. Virus ini ditularkan melalui sepatu, peralatan, baju dan burung liar.
Pada tahap yang mengenai pernapasan maka virus akan ditularkan melalui udara. Meskipun demikian pada penularan melalui udara, virus ini tidak mempunyai jangkauan yang luas. Unggas yang dinyatakan sembuh dari ND tidak akan dinyatakan sebagai “carrier” dan biasanya virus tidak akan bertahan lebih dari 30 hari pada lokasi pemaparan.
Gejala
Gejala yang tampak pada ayam yang terkena penyakit ini adalah sebagai berikut:
• Excessive mucous di trakea
• Gangguan pernapasan dimulai dengan megaop-megap, batuk, bersin dan ngorok waktu bernapas
• Ayam tampak lesu
• Napsu makan menurun
• Produksi telur menurun
• Mencret, kotoran encer agak kehijauan bahkan dapat berdarah
• Jengger dan kepala kebiruan, kornea menjadi keruh, sayap turun, otot tubuh gemetar, kelumpuhan hingga gangguan saraf yang dapat menyebabkan kejang-kejang dan leher terpuntir.
Ada satu tanda yang agak spesifik yaitu terlihat gejala tortikolis. tortikolis ini adalah kepala yang mengarah ke kanan dan kekiri dan ke bawah dengan tidak menentu.
Cara pengobatan yaitu :
Tidak ada pengobatan yang berarti. Satu-satunya cara penanganan adalah dengan cara pencegahan yaitu vaksinasi. Namun vaksinasi harus dilakukan dengan cara yang benar. Cek tanggal kadaluarsa saat membeli vaksin. Vaksinasi dilakukan saat anak ayam (DOC) beumur 4-6 hari dengan cara pemberian 2 tetes larutan vaksin ke dalam mulut atau mata anak ayam. Kekebalan biasanya bertahan 3 bulan.
4. Gumboro
Penyakit ini termasuk penyakit yang baru dalam bahasa asingnya dikenal demgan infectious bursal desease (IBD). Di Indonesia penyakit ini baru ditemukan awal tahun 1980-an, yaitu ketika sedang gencar-gencarnya peternakan membangun dan memproduksi ayam broiler.
Penyakit ini pertama dilaporkan oleh Cosgrove pada tahun 1962 di gumboro AS. Karena itulah penyakit ini dinamakan Gumboro.
Seorang penulis mengatakan bahwa gumoro menyerang anak ayam pada usia 2– 14 minggu dengan gejala awal sbb:
• Nafsu makan berkurang.
• Ayam tampak lesu dan mengantuk.
• Bulu tampak kusam dan biasanya disertai dengan diare berlendir yang mengotori bulu pantat.
• Peradangan di sekitar dubur dan kloaka.biasanya ayam akan mematoki duburnya sendiri.
• Jika tidur, paruhnya menempel di lantai dan keseimbangan tubuhnya terganggu.
Sedangkan penulis yang lain mengatakan gejala gumoro adalah sbb:
• diare berlendir
• nafsu makan turun
• gemetar dan sukar berdiri
• bulu di sekitar anus kotor
• ayam suka mematuk di sekitar kloaka
Gumoro menyebar melalui kontak langsung, air minum, pakan, alat-alat yang sudah tercemar virus dan udara.
Pada serangan yang tidak serius dapat menyebabkan kematian antara 2 - 15%, tetapi morbiditasnya dapat ,mencapai 100%. Kematian yang tinggi dapat terjadi pada serangan penyakit lain yang menyertai penyait gumboro ini. Penyakit-penyakit lain yang ikut bersama-sama menyerang ayam adalah ND, penyhakit jengger biru (blue comb disease), avian ence phalomyelitis dan juga penyakit-penyakit lain. Hal ini dikarenakan virus gumboro menyerang bursa fabrisius yang mempunyai tugas utama menghasilkan antibodi (untuk menangkis serangan penyakit, khususnya penyakit asal virus).
Bila bursa varisius ini diserang oleh kuman gumboro, produksi antibodi akan berkurang. Akibatnya terbuka kesempatan bagi penyakit lain untuk masuk sehingga angka morbiditasnya akan meninggi (penyakit gumboro tidak menyebabkan kematian yang tinggi dan hanya menyebabkan angka morbiditas yang tinggi). Kematian yang tinggi terjadi diakibatkan oleh serangan penyakit virus lain yang mendapatkan kesempatan untuk menyerang akibat produksi antibodi yang menurun.
Pengobatan gumboro sebagai berikut;
Virus Gumboro sulit dideteksi. Virus ini mampu hidup diluar tubuh ayam berbulan-bulan. Kandang, tempat pakan, serta alat-alat peternakan yang kotor merupakan sumber utamanya. Pengobatan penyakit ini memang tidak ada, tetapi penyakit lain yang mengikutinya perlu diobati dengan antibiotika, sulfonamides dan nitrofurans.Pengobatan yang penting dengan menjaga kebersihan kandang, sekitar kandang, alat-alat peternakan dan diri pekerja. Vaksinasi gumboro merupakan usaha terbaik dalam mencegah gumboro. Untuk ayam broiler, vaksinasi gumboro dilakukan pada saat anak ayam berumur 7-9 hari, melalui air minum.
5. Penyakit berak darah
Penyakit ini juga populer dalam peternakan ayam broiler. Peternak biasanya sudah bisa menebak pada saat anak ayam berumur 4-5 minggu akan terserang penyakit ini. Dugaan seperti ini sering kali tidak meleset.
Gejala
• Ekskreta berdarah dan mencret.
• Nafsu makan kurang.
• Sayap terkulasi.
• Bulu kusam.
• Menggigil kedinginan.
Itulah beberapa penyakit yang sering terjadi pada peternakan ayam broiler yang perlu diwaspadai dan diantisipasi disamping masih banyak pula penyakit-penyakit ringan lainnya yang dapat menurunkan produksivitas ayam broiler. Semoga dapat berguna dan menjadi bahan tambahan untuk pengetahuan pengendalian penyakit dipeternakan ayam umumnya dan broiler khususnya, Salam.
Sumber :
https://abcd22319.blogspot.co.id/2017/05/antisipasi-penyakit-pada-ayam-pedaging.
docbloilerjogja.blogspot.co.id/2013/04/jenis-penyakit-dan-pengobatan.
Beternak ayam bloiler bisa jadi pilihan yang tepat bagi anda yang ingin memulai wirausaha. Tidak hanya karena umur panennya yang relatif cepat, ayam bloiler juga laris manis diburu pembeli karena bergizi dan kelezatanya serta kelembutannya tidak diragukan lagi. Tetapi banyak sekali keluhan yang biasanya menghampiri peternak pemula, mulai dari ayam bloiler yang gampang sakit, rentang terserang penyakit dan rendahnya kualitas pakan. Anda tidak perlu khawatir, karena Iffa akan membahas semua permasalahan tersebut dalam beberapa poin penting dibawah ini.
Gambar ayam mati |
1. Cronic respiratory disease
Penyakit ini menyerang ayam broiler pada masa pertumbuhannya (antara umur 3 - 5 minggu). Sebenarnya tidak menyebabkan kematian, tetapi dapat menyebabkan morbiditas atau kesakitan.
Berikut ini gejala yang timbul pada penyakit ini adalah:
• Nafsu makan menurun.
• Ayam terlihat tidak aktif dan diam, bagaikan mati.
• Ayam lesu dan tidak bergairah.
• Bulu kasar.
• Sesak napas.
• Kotoran banyak menempel di anus.
• Diare.
• Batuk.
Pada septicemia akut dapat menyebabkan kematian yang tiba-tiba.
Pada pembedahan akan didapatkan:
• dehydrasi
• bengkak dan kongesti pada hati, limpa dan ginjal
• Perdarahan pinpoint pada organ viscera
• Eksudat fibrinous pada kantung udara, kantung jantung dan permukaan jantung, hati dan paru (sangat karakteristik)
• Usus menipis dan inflamasi serta mengandung mucous dan area perdarahan
Penyakit ini menyerang saluran pernafasan ayam dan dikenal pula dengan nama MG (mycoplasma gallisepticum), atau penyakit saluran pernafasan, atau disebut PPLO (pleuropnemonia-like organism). Di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan CRD.
Pengobatan seperti berikut ;
Bila penyakit telah terjadi maka obat yang dapat digunakan adalah bacitracin, erythromycin, tilosin, spectinomycin, dan lincomycin. Namun, yang terbaik untuk mengobati CRD ini antara lain bacitracin dan tylocin. Obat-obatan itu diberi melalui suntikan, air minum atau pakan.Meskipun demikian, menurut info yang lain dikatakan pengobatan penyakit ini cenderung susah dan tidak menentu.
Beberapa usaha pencegahannya adalah sebagai berikut :
1. Bibit ayam sebaiknya dari pembibit yang benar-benar telah terjamin bahwa anak ayam yang dijualnya benar-benar telah bebas dari CRD.
2. Sebaiknya dilakukan tes untuk memeriksa kemungkinan adanya penyakit ini. Tes semacam ini biasanya dilakukan oleh dinas peternakan setempat kemudian dinyatakan dengan sertifikat bebas CRD.
Alat-alat baru dan tamu yang berkunjung ke peternakan dijaga kebersihannya.
2. Coryza
Coryza merupakan penyakit yang sering terjadi di peternakan ayam broiler dan ayam petelur. Coryza atau pilek ayam bila menyerang kadang kala diikuti oleh penyakit-penyakit lainnya, antara lain fowl pox, CRD dan kekurangan vitamin A. Karena itulah sulit dibedakan dengan mata, ayam itu terserang CRD atau coryza sebab keduanya sering menyerang pada waktu yang bersamaan.
Penyakit ini disebarkan melalui alat-alat peternakan yang dibawa masuk ke kandang tanpa dicuci dengan obat pembunuh kuman (sterilisasi) terlebih dahulu. Juga karena perubahan temperatur, musim, perpindahan ayam, vaksinasi dan sewaktu ayam tercekam. semua dapat mengakibatkan penyakit ini menyebar kepada ayam-ayan lain.
Penyakit yang dapat menyerang pada semua umur ayam ini mula-mula tanda atau gejala yang terlihat adalah :
• Ayam merengket bagai kedinginan, saya terkulai.
• Mata sayu dan berair, dari lubang hidung keluar cairan.
• Dari mulut tercium bau yang spesifik.
• Ayam terlihat mengantuk, sayapnya turun
• Keluar lendir dari hidung, kental berwarna kekuningan dan berbau khas
• Luka dan mata bengkak akibat pembengkakan sinus infra orbital
• Terdapat kerak dihidung
• Nafsu makan menurun sehingga tembolok kosong jika diraba
• Ayam mengorok dan sukar bernapas
• Pertumbuhan menjadi lambat
Sulit menentukan penyakit hanya dari tanda-tanda luar. Karena tanda-tanda demikian itu juga dimiliki oleh penyakit lain.
Pengobatannya yaitu :
Pengobatannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obat sulfa seperti sodium sulfathiazole atau sulfamethoxine. Dapat juga dengan sulfamethazine, sulfamerazine atau erythomycin. Obat-obat ini dapat untuk pengobatan maupun pencegahan dan banyak dijual di toko-toko unggas dengan berbagai merek dagang. Perlu diingat bahwa seminggu sebelum ayam dipasarkan, semua obat-obatan harus dihentikan.Sedangkan pengobatan tradisional yang kami lakukan adalah memberikan perasan tumbukan jahe, kunir, kencur dan lempuyang. Air perasan ini dicampurkan pada air minum. Sedangkan ampasnya kami campurkan pada sedikit pakan. Selain ramuan ini menghangatkan tubuh ayam, ramuan ini juga berkhasiat untuk menambah napsu makan ayam. Selain memberikan obat yang diberikan bersama dengan air minum, kami juga memberikan obat secara suntikan pada ayam yang sudah parah. Obat yang kami berikan adalah Sulfamix dengan dosis 0.4 cc/kg BB ayam. Hal lain yang perlu dilakukan karena penyakit ini mempunyai penularan yang sangat cepat dan luas, ayam yang terkena Snot harus sesegera mungkin dipisahkan dari kelompoknya.
Beberapa usaha pencegahan penyakit ini sebagai berikut :
• Dalam satu kandang harus dipelihara ayam yang seumur.
• Bila perlu digunaka bakterin atau vaccin coryza. Bakterin ini dapat melindungi ayam dalam periode 0 - 20 minggu.
• Perubahan musim perlu diwaspadai. Apabila terjadi perubahan musim atau perubahan temperatur yang terlalu mencolok sebaiknya ayam diberi obat anticekaman.
• Semua alat-alat, bahan litter, dan barang-barang lainnya harus dicuci sebelum masuk ke kandang (dicuci dahulu dengan air biasa lalu dicuci dengan air yang tercampur obat pembunuh kuman kemudian dibilas kembali).
• Tamu yang berkunjung ke peternakan harus dibatasi apabila sampai masuk kedalam kandang.
Baca juga : Jenis strain ayam bloiler
3. Newcastle desease (ND atau tetelo)
ND merupakan infeksi viral yang menyebabkan gangguan pada saraf pernapasan. Penyakit ini disebabkan oleh virus Paramyxo dan biasanya dikualifikasikan menjadi:
1. Strain yang sangat berbahaya atau disebut dengan Viscerotropic Velogenic Newcastle Disease (VVND) atau tipe Velogenik, tipe ini menyebabkan kematian yang luar biasa bahkan hingga 100%.
2. Tipe yang lebih ringan disebut degan “Mesogenic”. Kematian pada anak ayam mencapai 10% tetapi ayam dewasa jarang mengalami kematian. Pada tingkat ini ayam akan menampakangejala seperti gangguan pernapasan dan saraf.
3. Tipe lemah (lentogenik) merupakan stadium yang hampir tidak menyebabkan kematian. Hanya saja dapat menyebabkan produktivitas telur menjadi turun dan kualitas kulit telur menjadi jelek. Gejala yang tampak tidak terlalu nyata hanya terdapat sedikit gangguan pernapasan.
ND sangat menular, biasanya dalam 3-4 hari seluruh ternak akan terinfeksi. Virus ini ditularkan melalui sepatu, peralatan, baju dan burung liar.
Pada tahap yang mengenai pernapasan maka virus akan ditularkan melalui udara. Meskipun demikian pada penularan melalui udara, virus ini tidak mempunyai jangkauan yang luas. Unggas yang dinyatakan sembuh dari ND tidak akan dinyatakan sebagai “carrier” dan biasanya virus tidak akan bertahan lebih dari 30 hari pada lokasi pemaparan.
Gejala
Gejala yang tampak pada ayam yang terkena penyakit ini adalah sebagai berikut:
• Excessive mucous di trakea
• Gangguan pernapasan dimulai dengan megaop-megap, batuk, bersin dan ngorok waktu bernapas
• Ayam tampak lesu
• Napsu makan menurun
• Produksi telur menurun
• Mencret, kotoran encer agak kehijauan bahkan dapat berdarah
• Jengger dan kepala kebiruan, kornea menjadi keruh, sayap turun, otot tubuh gemetar, kelumpuhan hingga gangguan saraf yang dapat menyebabkan kejang-kejang dan leher terpuntir.
Ada satu tanda yang agak spesifik yaitu terlihat gejala tortikolis. tortikolis ini adalah kepala yang mengarah ke kanan dan kekiri dan ke bawah dengan tidak menentu.
Cara pengobatan yaitu :
Tidak ada pengobatan yang berarti. Satu-satunya cara penanganan adalah dengan cara pencegahan yaitu vaksinasi. Namun vaksinasi harus dilakukan dengan cara yang benar. Cek tanggal kadaluarsa saat membeli vaksin. Vaksinasi dilakukan saat anak ayam (DOC) beumur 4-6 hari dengan cara pemberian 2 tetes larutan vaksin ke dalam mulut atau mata anak ayam. Kekebalan biasanya bertahan 3 bulan.
4. Gumboro
Penyakit ini termasuk penyakit yang baru dalam bahasa asingnya dikenal demgan infectious bursal desease (IBD). Di Indonesia penyakit ini baru ditemukan awal tahun 1980-an, yaitu ketika sedang gencar-gencarnya peternakan membangun dan memproduksi ayam broiler.
Penyakit ini pertama dilaporkan oleh Cosgrove pada tahun 1962 di gumboro AS. Karena itulah penyakit ini dinamakan Gumboro.
Seorang penulis mengatakan bahwa gumoro menyerang anak ayam pada usia 2– 14 minggu dengan gejala awal sbb:
• Nafsu makan berkurang.
• Ayam tampak lesu dan mengantuk.
• Bulu tampak kusam dan biasanya disertai dengan diare berlendir yang mengotori bulu pantat.
• Peradangan di sekitar dubur dan kloaka.biasanya ayam akan mematoki duburnya sendiri.
• Jika tidur, paruhnya menempel di lantai dan keseimbangan tubuhnya terganggu.
Sedangkan penulis yang lain mengatakan gejala gumoro adalah sbb:
• diare berlendir
• nafsu makan turun
• gemetar dan sukar berdiri
• bulu di sekitar anus kotor
• ayam suka mematuk di sekitar kloaka
Gumoro menyebar melalui kontak langsung, air minum, pakan, alat-alat yang sudah tercemar virus dan udara.
Pada serangan yang tidak serius dapat menyebabkan kematian antara 2 - 15%, tetapi morbiditasnya dapat ,mencapai 100%. Kematian yang tinggi dapat terjadi pada serangan penyakit lain yang menyertai penyait gumboro ini. Penyakit-penyakit lain yang ikut bersama-sama menyerang ayam adalah ND, penyhakit jengger biru (blue comb disease), avian ence phalomyelitis dan juga penyakit-penyakit lain. Hal ini dikarenakan virus gumboro menyerang bursa fabrisius yang mempunyai tugas utama menghasilkan antibodi (untuk menangkis serangan penyakit, khususnya penyakit asal virus).
Bila bursa varisius ini diserang oleh kuman gumboro, produksi antibodi akan berkurang. Akibatnya terbuka kesempatan bagi penyakit lain untuk masuk sehingga angka morbiditasnya akan meninggi (penyakit gumboro tidak menyebabkan kematian yang tinggi dan hanya menyebabkan angka morbiditas yang tinggi). Kematian yang tinggi terjadi diakibatkan oleh serangan penyakit virus lain yang mendapatkan kesempatan untuk menyerang akibat produksi antibodi yang menurun.
Pengobatan gumboro sebagai berikut;
Virus Gumboro sulit dideteksi. Virus ini mampu hidup diluar tubuh ayam berbulan-bulan. Kandang, tempat pakan, serta alat-alat peternakan yang kotor merupakan sumber utamanya. Pengobatan penyakit ini memang tidak ada, tetapi penyakit lain yang mengikutinya perlu diobati dengan antibiotika, sulfonamides dan nitrofurans.Pengobatan yang penting dengan menjaga kebersihan kandang, sekitar kandang, alat-alat peternakan dan diri pekerja. Vaksinasi gumboro merupakan usaha terbaik dalam mencegah gumboro. Untuk ayam broiler, vaksinasi gumboro dilakukan pada saat anak ayam berumur 7-9 hari, melalui air minum.
5. Penyakit berak darah
Penyakit ini juga populer dalam peternakan ayam broiler. Peternak biasanya sudah bisa menebak pada saat anak ayam berumur 4-5 minggu akan terserang penyakit ini. Dugaan seperti ini sering kali tidak meleset.
Gejala
• Ekskreta berdarah dan mencret.
• Nafsu makan kurang.
• Sayap terkulasi.
• Bulu kusam.
• Menggigil kedinginan.
Itulah beberapa penyakit yang sering terjadi pada peternakan ayam broiler yang perlu diwaspadai dan diantisipasi disamping masih banyak pula penyakit-penyakit ringan lainnya yang dapat menurunkan produksivitas ayam broiler. Semoga dapat berguna dan menjadi bahan tambahan untuk pengetahuan pengendalian penyakit dipeternakan ayam umumnya dan broiler khususnya, Salam.
Sumber :
https://abcd22319.blogspot.co.id/2017/05/antisipasi-penyakit-pada-ayam-pedaging.
docbloilerjogja.blogspot.co.id/2013/04/jenis-penyakit-dan-pengobatan.